Sabtu, 11 September 2010

LUBRICATING SYSTEM


1.Tujuan
Tujuan Lubricating System pada motor-motor bakar dan peralatan-peralatan lainnya ( pompa-pompa, compressor-compressor, tractor-tractor dan lain-lain) ialah untuk memelihara ketahana logam bagian-bagian mesin yang selalu bergesek atau bersentuhan satu sama lain dalam gerakan-gerakannya.
Dengan adanya pelumasan, logam-logam bagian mesin tersebut dapat bertahan lama dalam pemakaiannya/tidak lekas rusak/aus.


Hal-hal pokok yang dilakukan oleh system pelumasan untuk tujuan tersebut diatas ialah :


-Mengurangi (semaximal mungkin) gesekan bagian-bagian mesin
yang bergerak dan bersentuhan satu sama lainnya (friction

-Mendinginkan bagian-bagian mesin yang bergesek

-Membersihkan bagian-bagian mesin yang bergesek

-Melicinkan/melancarkan gerakan-gerakan bagian-bagian mesin
yang bergesek

Keterangan


Mengurangi gesekan (friction)
Untuk tujuan ini lubricating sistem (sistem pelumasan) menyediakan (terus-menerus) lapisan-lapisan minyak (oil film) antara kedua logam bagian mesin yang bergesek, sehingga kedua logam tersebut tidak langsung bersentuhan dalam gerakan-gerakannya.

Mendinginkan
Panas yang dapat ditimbulkan oleh logam bagian mesin yang bergesek dapat diserap oleh minyak yang melumasi bagian-bagian tersebut

Membersihkan
Kotoran-kotoran yang menempel pada logam bagian mesin yang dilumasi dapat terbawa dan ada yang larut dalam minyak pelumas

Melicinkan
Bagian-bagian yang dalam gerak-gerakannya bergesek satu sama lain. Jalannya dapat diperlancar oleh karena sifat minyak pelumas yang punya daya pelicin.



2.System Pelumasan
Pada umumnya ada tiga cara system pelumasan.
- Cara tekanan (Pressure System)
- Cara Percikan (Splash System)
- Cara Kucuran/tetesan (Gravity System)

Pressure System
Pada sistem ini pelumasan dijalankan dengan tekanan dari pompa minyak. Minyak pelumas dipompakan dan di sirculasikan kebagain-bagian mesin yang memerlukan pelumasan. Pressure System ini banyak dipakai pada motor-motor bakar dan peralatan-peralatan lainnya yang berukuran sedang dan besar (pompa-pompa, compressor, motor-motor diesel dan lain-lain)

Gambar berikut memperlihatkan sirkulasi minyak dari pelumasan sistem tekanan (pressure system) pada sebuah motor bakar.
Minyak dipompakan keseluruh bagian mesin yang memerlukan pelumasan (bearing crank shaft, connecting road, roker Arm, valve mechanism dan lain-lain).

Setelah itu minyak kembali lagi ke oil pan dan dipompakan lagi, begitulah seterusnya sirkulasi minyak pada pelumasan tersebut.
Pada gambar terlihat bahwa minyak yang di sirkulasikan oleh pompa sebelum dialirkan ke bagian-bagian mesin yang memerlukan pelumasan lebih dahulu melewati oil filter untuk dibersihkan dan melewati oil cooler untuk didinginkan.
Hal ini dilakukan untuk :
- Menjaga ketahan fungsi pelumasan minyak
- Minyak tetap bersih
- Panasnya selalu berada pada operating temperatur.

3.Lubricating Oil

Kwalitas Lubricating Oil (mutu minyak pelumas)
Lubricating oil (minyak pelumas) untuk bermacam-macam keperluan dibuat dipabrik-pabrik lubricating oil dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh suatu lembaga yang khusus menangani hal tersebut.

Persyaratan-persyaratan tersebut antrara lain :


- Minyak pelumas harus dibuat dari bahan dasar minyak bumi (oil of petroleum base)
- Tidak mengandung asam (acids) uap air (moisture) dan bahan-bahan lainnya yang dapat merusakan bagian-bagian mesin yang dilumasi
- Harus punya angka-angka kekentalan, titik cair, titik didih, titik bakar dan berat jenis yang telah ditentukan (di standarkan)
Selain persyaratan tersebut di atas, hal-hal di bawah ini menentukan juga kwalitas (mutu) minyak pelumas :
- Minyak pelumas harus punya daya alir dan daya lekat yang baik
- Harus punya daya tahan kekentalan yang baik pada maximum operating temperatur + 2350F.

Dalam praktek pemakaiannya kwalitas minyak pelumas dapat dilihat pada :
- Dapat memperpanjang waktu service. Pada waktu service minyaknya masih dalam keadaan baik, menurut pemeriksaan laboratorium.
- Waktu overhaul dapat dicapai dengan tepat, tidak banyak kerusakan sebelum waktu overhaul.

Kwantitas Lubricating Oil (jumlah minyak pelumas)

Banyaknya minyak pelumas yang dipakai pada lubricating system harus selalu cukup sesuai dengan buku petunjuk dari masing-masing pabrik yang membuat peralatan-peralatan tersebut.

Untuk mengetahui cukup atau tidaknya minyak yang dipakai system tersebut dilengkapi dengan gelas-gelas penduga (indicator) dan tangkai pengukur (dipstick) dimana pada gelas penduga dan tangkai pengukur tersebut dibubuhkan bacaan yang menunjukkan : penuh/cukup (full) dan kurang/tambah (add).

Dengan pedoman tersebut kita dapat memelihara banyaknya minyak yang diperlukan pada lubricating system selama operasi.

Viscosity (kekentalan)

Kekentalan minyak sangat penting dalam operasi Lubricating System. Ketidak tepatan kekentalan minyak yang dipakai dapat merusakkan bagian-bagian mesin yang dilumasi. Terlebih-lebih pada motor bakar kekentalan tersebut harus betul-betul diperhatikan.
Panas yang tinggi pada motor akan merusakkan sifat minyak, mengencerkan minyak dan melemahkan oil film, sehingga fungsi pelumasan menjadi buruk. Kekentalan minyak dapat diukur atau di test di laboratorium dengan mempergunakan tester yang dikenal dengan nama “SAYBOLT UNIVERSAL VISCOSITY”. Dari hasil tes tersebut kita mendapatkan angka kekentalan umpamanya SAE – 30 ini berarti kekentalan minyaknya 30, angka-angka di bawah 30 (SAE 10 – SAE 20) minyaknya akan lebih encer dan sebaliknya bila angka-angka tersebut lebih besar (SAE 40 – 50) minyaknya akan lebih kental. Dalam buku petunjuk (service manual) dari pabrik-pabrik yang membuat peralatan telah ditentukan minyak dengan kekentalan berapa yang harus dipakai pada peralatannya.

Temperatur Lubricating Oil (suhu minyak pelumas)
Seperti telah diterangkan bahwa panas yang berlebihan pada minyak pelumas dapat merusakkan sifat-sifat minyak itu sendiri : minyak menjadi encer, daya tahan oil film menjadi lemah, fungsi pelumasan memburuk yang akhirnya dapat merusakkan seluruh peralatannya. Untuk menjaga hal tersebut kita harus selalu memperhatikan petunjuk panas minyak (oil temperature gauge) apakah panasnya minyak dalam system tersebut berada selalu dalam batas-batas operating temperature yang telah ditentukan ialah antara 2500F – 2350F.
Jika pada suatu waktu kedapatan ada gejala kenaikan yang terus menerus lekas-lekas hal tersebut dicari penyebabnya atau laporkan segera kebagian yangbiasa menanganinya (atasan saudara/ke bagian maintenance).

Pressure Lubricating Oil (tekanan minyak pelumas)
Pelumasan-pelumasan yang mempergunakan system pressure, tekanan minyak memegang peranan penting dalam operasi pelumasan tersebut. Tekanan (press) minyak telah ditentukan antara 40 – 65 PSI (untuk motor bakar). Tekanan minyak yang kurang dari operating pressure (kurang dari 40 – PSI) dapat merusakkan system pelumasan, yaitu minyak pelumas akan menjadi kurang pembagiannya ditempat-tempat bagian mesin yang dilumasi, oleh karena itu kita harus selalu memperhatikan oil pressure gauge pada waktu motor-motor atau peralatan tersebut beroperasi.

Related Posts by Categories



3 komentar:

offsetWidth); }